opick-rapuh

Saturday 28 July 2012

JEJAK RASULULLAH dalam MENYAMBUT BULAN RAMADHAN


Jejak Rasulullah dalam Menyambut Bulan Ramadhan

20 JULI 2012 oleh REDAKSI kanal NANGGROERAMADHAN dengan 0 KOMENTAR
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan. Orang mukmin dianjurkan untuk meraih sebaik-baiknya, dan sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya.
Bila kita menelusuri jejak Rasululah saw. dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini, maka akan kita dapati hal-hal yang memberikan taulan bagi kita.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dicontohkan Rasulullah saw. kepada umatnya:
Beliau selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, seperti salat berjama’ah, salat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya. Beliau bersabda: “Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah syetan dan jin, ditutuplah pintu-pintu mereka, dan dibukalah pintu-pintu surga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendakiNYA dari api neraka. (Hadis riwayat Imam al-Turmudzi)
Melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardlu maupun yang sunnah. Diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw. bersabda, “Wahai sekalian manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya. Maka barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain.”
Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
Rasulullah saw. sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Dilukiskan bahwa beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau.
Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda: ”Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.” Dan doa yang selalu diucapkan ketika berdoa adalah “Ya Allah, hanya karenamu aku berpuasa, dan dengan rizkimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.
Selalu tadarus (membaca al-Qur’an). Setiap malam bulan Ramadhan Malaikat Jibril as. selalu datang menemui Rasulullah saw., dan bersama-sama membaca al-Qur’an, slih berganti. Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).
Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal mana dilaksanakan untuk meraih terutama lailatul qadar. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penih keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.”
Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. Dan doa yang paling afdhol (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. (Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim).
Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu. Riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan separoh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Itulah beberapa jejek Rasulullah saw. pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya beliau mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa.
Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja.”
Demikianlah, semoga Allah swt. menerima dan melipatgandakan amal ibadah kita, dan semoga Allah swt. memberikan kekuatan di dalam menjalankannya. Shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad saw

Friday 13 July 2012

TAKZIRAH;PENGHALANG DOA


Tazkirah : Penghalang Doa


Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Tanya : Saya sering berdoa. Tapi, saya merasakan bahwa doa saya jarang terkabul. Mungkin doa saya terhalang. Bisa dijelaskan faktor-faktor penyebabnya ?

Jawab : Adalah sangat baik jika kita memperbanyak doa, sebab memperbanyak doa adalah merupakan salah satu perintah Allah sebagaimana firman-Nya :

وَقَالَ رَبّكُـمْ ادْعُونِيَ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنّ الّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [QS. Al-Mukmin : 60].

Namun jika kita merasa bahwa doa kita belum terkabulkan, maka kita tidak boleh putus asa. Kita harus ber-husnudhan pada Allah ta’ala dengan terus introspeksi terhadap diri kita sendiri. Ketika berdoa, kita harus memperhatikan adab-adab berdoa, diantaranya : ikhlash, sungguh-sungguh, khusyuk, penuh kerendahan, dan yakin bahwa doa kita pasti akan dikabulkan (sebagaimana firman Allah di atas). Awalilah doa kita dengan sanjungan kepada Allah ta’ala dan shalawat kepada Nabi-Nya shallallaahu ’alaihi wasallam. Bisa jadi doa kita terhalang karena beberapa faktor, diantaranya :

1. Makan dan minum dari yang haram, mengkonsumsi barang haram berupa makanan, minuman, pakaian, dan hasil usaha yang haram. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para Rasul.Allah ta’ala berfirman : “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih” (QS. Al-Mu’minuun : 51). Dan Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb..ya Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015].

2. Minta cepat terkabul doa yang akhirnya meninggalkan doa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ

“Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru,(dimana) ia berkata : ”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan doaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735].

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسوْلَ اللهِ مَا اْلاِسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيْبُ لِيْ فَيَسْتحْسِرَ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak meminta dengan tergesa-gesa (isti’jal)”. Ada yang bertanya : “Ya Rasulullah, apa itu isti’jal?”. Jawab beliau : “Jika seseorang berkata : ‘Aku sudah berdoa, memohon kepada Allah, tetapi Dia belum mengabulkan doaku’. Lalu ia merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan doanya tersebut” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735].

3. Melakukan maksiat dan apa yang diharamkan Allah. Seorang penyair berkata : “Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”.

4. Meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh Allah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلْتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْهُ ثُمَ تَدْعُوْنَهُ فَلا يُسْتَجَابُ لَكُمْ

“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran atau (kalau tidak kalian lakukan) maka pasti Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2169, Al-Baghawi dalamSyarhus-Sunnah 14/3453, dan Ahmad no. 23360. At-Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan”].

5. Berdoa yang isinya mengandung perbuatan dosa atau memutuskan silaturahim.

6. Tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda :

إِذَا دَعَوْتُمُ اللهَ فَاعْزِمُوْا فِي الدُّعَاءِ وَلا يَقُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِيْ فَإِنْ اللهَ لا مُسْتَكْرِهَ لَهُ

“Apabila seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah, janganlah ia mengucapkan : ‘Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau kehendaki, sayangilah aku jika Engkau kehendaki, dan berilah rizki jika engkau kehendaki ‘. Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam berdoa. Sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan tidak ada yang memaksa-Nya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7026].

7. Tidak khusyu’, lalai, dan terkuasai hawa nafsu. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ

“Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’ “[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan lighairihi].

Kalaupun misalnya Allah ta’ala belum mentaqdirkan doa kita terwujud, kita harus sabar dan ridla bahwasannya Allah ta’ala mempunyai hikmah yang sangat besar. Allahta’ala sangat sayang terhadap hamba-Nya dan seorang hamba tidak tahu tentang akibat urusannya. Terkadang seseorang mengharapkan sesuatu, padahal itu jelek buat dia. Sebaliknya, seseorang membenci sesuatu, padahal itu baik buat dia.Wallaahu a’lam.

Posted By:Shibli
Copy By:Nuafa Mahathir

TENTANG BERJABAT TANGAN


Tentang Berjabat Tangan




Ketahuilah bahwa berjabat tangan itu hukumnya sunnah yang telah disepakati bersama ketika terjadi perjumpaan.

Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari Qatadah dia berkata, aku berkata kepada Anas radiyallahu 'anhu,

أَكَانَتْ الْمُصَافَحَةُ فِي أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم؟ قَالَ: نَعَمْ.

"Apakah berjabat tangan telah dilakukan pada masa sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ? Dia menjawab, 'Ya'." 

Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dalam hadits Ka'ab bin Malik radiyallahu 'anhu tentang kisah taubatnya, dia berkata, 

فَقَامَ إِلَيَّ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ رضي الله عنه يُهَرْوِلُ حَتَّى صَافَحَنِي وَهَنَّأَنِي. 

"Maka Thalhah bin Ubaidillah bangun dan bergegas kepadaku sehingga dia menjabatku dan mengucapkan selamat kepadaku." 

Kami meriwayatkan dengan isnad yang shahih dalam Sunan Abu Dawud, dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu dia berkata,

لَمَّا جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ قَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: قَدْ جَاءَ كُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ، وَهُمْ أَوَّلُ مَنْ جَاءَ بِالْمُصَافَحَةِ 

"Ketika penduduk Yaman datang, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepada mereka, 'Penduduk Yaman telah datang kepada kalian, dan mereka adalah orang-orang yang pertama kali datang dengan berjabat tangan'." 

Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah, dari al-Barra' radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallambersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا. 

'Tidaklah dua orang muslim bertemu seraya berjabat tangan, melainkan dosa keduanya diampuni sebelum mereka berpisah'." 

Kami meriwayatkan dalam Kitab at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Anas radiyallahu 'anhu, dia berkata,

قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: أَفَيَلْتَزِمُهُ وَيُقَبِّلُهُ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: أَفَيَأْخُذُ بِيَدِهِ وَيُصَافِحُهُ؟ قَالَ: نَعَمْ. 

"Seorang laki-laki berkata, 'Wahai Rasulullah, seorang laki-laki dari kami (kaum muslimin) bertemu dengan saudaranya (seiman) atau teman dekatnya, apakah dia harus membungkuk terhadapnya? 

Beliau menjawab, 'Tidak.' Dia bertanya, 'Apakah dia harus memeluk dan menciumnya?' Beliau menjawab, 'Tidak.' Dia bertanya, 'Apakah dia harus meraih tangannya dan menjabatnya?' Beliau menjawab, 'Ya'." 

At-Tirmidzi berkata, "Ini hadits hasan." 

Dan dalam bab ini terdapat hadits yang banyak sekali 

Kami meriwayatkan dalam Muwatha' milik Imam Malik rahimahullah, dari 'Atha` bin Abdullah al-Khurasani, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

تَصَافَحُوْا يَذْهَبِ الْغِلُّ، وَتَهَادَوْا تَحَابُّوْا وَتَذْهَبِ الشَّحْنَاءُ. 

'Saling berjabat tanganlah kamu sekalian niscaya rasa iri hati akan hilang, dan saling memberi hadiahlah niscaya kalian akan saling mencintai, dan rasa permusuhan akan hilang'." 

Saya mengatakan ini hadits mursal. 

Dan ketahuilah bahwa berjabat tangan ini dianjurkan pada setiap pertemuan. 

Sedangkan apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang, yaitu berjabat tangan setelah Shalat Shubuh dan Ashar; tidak memiliki dasar di dalam Syariat pada momen ini, 

akan tetapi itu tidak apa-apa. Karena pada dasarnya, berjabat tangan adalah sunnah, dan kenyataan bahwasanya mereka komitmen menjaganya dalam sebagian kesempatan dan melalaikannya dalam banyak kesempatan, 

bahkan itu yang lebih banyak terjadi; itu tidak mengeluarkan dari (mengamalkan) berjabat tangan yang hukum dasarnya memang ditetapkan oleh Syariat. 

Dan asy-Syaikh al-Imam Abu Muhammad bin Abdussalam rahimahullah dalam kitabnya al-Qawaid menyebutkan bahwa bid'ah itu terbagi dalam lima bagian: wajib, muharramah (yang diharamkan), 

makruh (yang tidak disukai), mustahabbah (yang disunnahkan) dan mubahah (yang boleh). Dia berkata, "Dan di antara contoh bid'ah yang dibolehkan adalah berjabat tangan setelah Shalat Shubuh dan Ashar." Wallahu a'lam. 

Saya mengatakan, "Dan seyogyanya seseorang menjaga diri dari berjabat tangan dengan orang tak berjenggot yang ganteng, karena melihat kepadanya hukumnya haram, sebagaimana telah kami jelaskan pada pasal sebelum ini." Para sahabat kami berkata, 

"Setiap orang yang diharamkan melihat kepadanya, maka diharamkan pula memegangnya. Bahkan memegang lebih diharamkan, karena dihalalkan bagi seseorang untuk melihat kepada wanita bukan mahram apabila dia ingin menikahinya, 

demikian pula dihalalkan melihat wanita bukan mahram ketika jual beli, mengambil dan memberi dan semisalnya. Namun demikian tidak boleh memegangnya pada kondisi tersebut. Wallahu a'lam. 

Pasal: dianjurkan ketika berjabat tangan menampakkan wajah yang berseri (bersahabat) dan berdoa meminta ampunan, dan sebagainya. 

Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku,

لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ. 

'Janganlah kamu menghina suatu kebaikan, walaupun hanya bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri'." 

Kami meriwayatkan dalam kitab Ibn as-Sunni, dari al-Bara` bin 'Azib radiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الْمُسْلِمَيْنِ إِذَا الْتَقَيَا فَتَصَافَحَا وَتَكَاشَرَا بِوُدٍّ وَ نَصِيْحَةٍ تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا بَيْنَهُمَا. 

'Sesungguhnya dua orang muslim apabila bertemu lalu saling berjabat tangan dan tersenyum dengan perasaan sayang dan nasihat, niscaya dosa-dosa mereka di antara mereka berdua akan berhamburan'." 

Dan dalam riwayat lain

إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَاِن فَتَصَافَحَا وَحَمِدَا اللهَ سبحانه و تعالى وَاسْتَغْفَرَا غَفَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمَا 

"Apabila dua orang muslim bertemu, lalu saling berjabat tangan dan memuji Allah serta meminta ampun, niscaya Allah subhanahu wa ta'ala mengampuni keduanya." 

Kami meriwayatkan di dalamnya, dari Anas radiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda,

مَا مِنْ عَبْدَيْنِِ مُتَحَابَّيْنِ فِي اللهِ سبحانه و تعالى يَسْتَقْبِلُ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَيُصَافِحُهُ فَيُصَلِّيَانِ عَلَى النَّبِي صلى الله عليه و سلم إلاَّ لَمْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى تُغْفَرَ ذُنُوْبُهُمَا، مَا تَقَدَّمَ مِنْهَا وَمَا تَأَخَّرَ. 

"Tidaklah dua orang hamba yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta`ala, di mana salah seorang dari keduanya menyambut temannya, lalu menjabat tangannya dan bershalawat atas Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, jika mereka belum berpisah, melainkan dosa keduanya diampuni, baik dosa yang telah lalu dan yang akan datang." 

Kami meriwayatkan di dalamnya juga dari Anas radiyallahu 'anhu, dia berkata,

مَا أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم بِيَدِ رَجُلٍ فَفَارَقَهُ حَتَّى قَاَل اللّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَ فِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

"Tidaklah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, menjabat tangan seorang laki-laki, lalu dia melepaskannya sehingga beliau mengucapkan, 'Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka'." 

Pasal: Dimakruhkannya membungkukkan punggung terhadap setiap orang dalam segala kondisi. 

Dan dalil yang menunjukkannya adalah riwayat yang telah kami kemukakan dalam dua pasal yang terdahulu, dari hadits Anas radiyallahu 'anhudengan ucapannya,

أَيَنْحَنِي لَهُ؟ قَالَ لاَ... 

"Apakah dia harus membungkukkan punggung kepadanya? Nabi menjawab, 'Tidak'...." 

Dan ia adalah hadits hasan sebagaimana telah kami sebutkan, dan tidak ada hadits yang menentangnya maka tidak ada dasar untuk menentangnya. 

Dan orang tidak perlu terpedaya karena begitu banyaknya orang-orang yang melakukannya dari orang-orang yang dianggap berilmu dan shalih serta berbagai sifat utama lainnya, karena tauladan sesungguhnya hanya ada pada diri RasulullahShallallahu 'alaihi wasallam,

وَمَآءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَانَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا 

"Apa yang didatangkan Rasul kepadamu maka ambillah dia (sebagai teladan) dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr: 7). 

Dan Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman,

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ 

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (An-Nur: 63) 

Dan telah kami kemukakan sebelumnya dalam kitab al-Jana`iz riwayat dari al-Fudhail bin 'Iyadh radiyallahu 'anhu yang maknanya, "Ikutilah jalan-jalan petunjuk, 

dan sedikitnya orang yang meniti jalan petunjuk tersebut tidak akan membahayakanmu. Jauhilah jalan-jalan kesesatan, dan janganlah tertipu dengan banyaknya orang yang celaka. Dan taufiq hanyalah dari Allah. 

Pasal: adapun menghormati orang yang masuk dengan berdiri, pendapat yang kami pilih bahwa ia hukumnya mustahab, sunnah terhadap siapa yang mempunyai keutamaan yang menonjol dari segi ilmu atau keshalehan atau kemuliaan 

atau kekuasaan yang disertai dengan pengawalan, atau dia mempunyai anak keturunan atau kerabat yang sudah tua dan semisalnya, dan sikap berdiri ini berfungsi untuk menunjukkan kebaikan, kemuliaan, penghormatan, dan bukan untuk riya' dan pengagungan. 

Berdasarkan pendapat yang kami pilih inilah perbuatan salaf dan khalaf terus berlanjut. Saya telah mengumpulkan pembahasan tersebut dalam kitab tersendiri di mana di dalamnya saya mengum-pulkan hadits-hadits, atsar-atsar, pendapat dan perbuatan salaf yang menunjukkan kepada pendapat yang telah saya sebutkan, dan saya juga menyebutkan pendapat yang menentangnya kemudian menjelaskan jawaban terhadapnya. 

Siapa yang masih rancu dalam pembahasan tersebut, dan tertarik untuk menelaah kitab tersebut, maka saya mengharapkan agar kerancuannya hilang, insya Allah. Wallahu a'lam.

Posted By : Yusuf Al-Lomboky
Copy By :Nurul Aida Syahirah

SEBAB MATA LELAKI GEMAR LIHAT BADAN WANITA


Sebab Mata Lelaki Gemar Lihat Badan Wanita



Malam pasangannya siang,
Jaga pasangannya tidur,
Rajin pasangannya malas,
Dan lelaki pasangannya perempuan.

Kerana perempuan adalah
pasangan kepada lelaki,
maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita
itu dapat memikat hati lelaki.

Bila berkata tentang terpikat,
maka ia ada hubung kait dengan nafsu.
Jika ia ada hubungkait dengan nafsu,
ianya ada hubungan pula dengan bisikan syaitan.

Jadi untuk mengawal nafsu, mestilah dikawal dengan iman.
Untuk mendapatkan iman mesti menurut perintah
Allah dan RasulNya dan menjauhi laranganNya.

Pada mata lelaki, perempuan ini adalah simbol.
Simbol apa, semua orang tahu.
Orang lelaki mempunyai imaginasi yang nakal jika
tidak dikawal dengan iman.
Maka mata lelaki ini selalu menjalar
apabila terlihat seorang perempuan.

Setiap bentuk badan seorang
perempuan boleh dihayati oleh seorang lelaki
dengan berbagai-bagai tafsiran nakal nafsu.
Apabila seorang lelaki terlihat seorang
perempuan, maka perkara pertama yang akan
dilihatnya ialah rambut wanita berkenaan.
Maka akan ditafsirlah berbagai2 cara oleh
seorang lelaki akan rambut wanita berkenaan.

Oleh kerana itulah wanita wajib menutup rambutnya.
Apabila rambut wanita itu telah ditutup, maka
mata lelaki itu akan turun ke bawah melihat
bentuk lehernya,

maka wajiblah wanita itu menutup lehernya.
Maka mata lelaki itu akan turun lagi
melihat bentuk payu daranya,
maka wanita itu berkewajipanlah menutup bentuk
payu daranya dengan melabuhkan tudungnya.

Setelah itu mata lelaki akan
turun lagi melihat
bentuk ramping pinggangnya,
maka labuhkanlah pakaian supaya tidak ternampak
bentuk pinggangnya,
maka mata lelaki itu akan melihat pula akan
bentuk punggungnya,

maka wajiblah wanita itu membesarkan pakaiannya
agar bentuk punggung tidak kelihatan, dan
lelaki itu akan pula melihat bentuk pehanya,
maka janganlah sesekali wanita itu memakai kain
yang agak ketat sehingga terlihat bentuk
pehanya walau sedikit,
maka akan dilihat lagi oleh lelaki itu akan
bentuk kakinya pula,

maka janganlah wanita itu berseluar, kerana
terus-terang pihak lelaki bercakap, walau
muslimah itu bertudung labuh, berbaju labuh,
jika beliau memakai seluar,walau nampak besar
sedikit, nafsu kami lelaki akan terusik secara
sepontan, entah tak tahu Kenapa?

Mata lelaki ini nakal, setelah tidak ternampak
akan bentuk kakinya,
maka akan dilihatlah pula akan mata lelaki itu kepada kakinya,
maka wajiblah wanita itu untuk menolong lelaki
itu tidak berdosa, menutup kakinya dengan
melabuhkan kain, atau memakai stokinyg warnanya
jangan sesekali berwarna kulit perempuan,

maka mata lelaki ini akan kembali ke atas,
akan melihat pula bentuk tangan wanita itu,
maka tolonglah wahai muslimah, agar melabuhkan
tudung menutupi bentuk tangannya yang indah pada pandangan lelaki.

Maka wahai lelaki,
janganlah pula kamu melihat mukanya,
kerana ia akan menimbulkan fitnah, kecuali jika
kamu wahai lelaki, ingin meminangnya.
Jika wanita itu cukup soleh, takut mukanya yang
cantik akan menimbulkan fitnah,
maka berpurdahlah kamu,
jika itu lebih baik untuk kamu.

Tetapi mata lelaki ini ada satu lagi jenis
penyakit,iaitu mata
lelaki itu akan tertangkap dengan sepontan jika
ia terlihat warna yang menyerlah atau terang
jika ianya berada pada perempuan.

Maka oleh itu wahai perempuan, tolonglah jangan
memakai pakaian yang warnanya terang-terangan sangat.
Jika hendak pakai pun, pakailah untuk suami.
Itulah wahai muslimah, jika anda semua ingin tahu
apakah dia mata lelaki itu, dan perlu
diingatkan, jika semua aurat telah ditutup,

jangan anggap tugas kita telah selesai, perlulah
pula kita menjaga kehormatan diri masing2,
jangan keluar seorang2,keluarlah dengan
mahram, atau keluarlah sekurang2nya 3 wanita agar
tidak diganggu gangguan luar, mata lelaki pula
janganlah menjalar langsung kepada muslimah,
walau muslimah itu telah menutup aurat,
insyaAllah selamat dunia akhirat.

Seperti firman Allah,"Dan tundukkanlah pandanganmu
dan jagalah kemaluanmu".
Dunia sekarang telah banyak yang cacat celanya,
sehingga ketaraf seseorang yang memakai tudung
masih beliau tidak menutup aurat, dan pada kaum
lelaki, mata kamu itu wajib untuk tidak
mencuri2 melihat wanita muslimah, kerana ia
dilarangi oleh Allah SWT.

Ingat-ingatkanlah wahai muslimin muslimat.
Sekilau-kilau berlian paling menarik untuk dicuri.
Seindah-indah ciptaan adalah yang paling sukar untuk dijaga.
Sesuatu yang berharga dan bernilai perlu dijaga dengan baik.
Semakin dibuka semakin kurang nilai harganya..
Bajailah ia dengan iman dan takwa semoga membuahkan hasil yang sungguh bernilai.

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠)

30. Katakanlah (Wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki Yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; Sesungguhnya Allah amat mendalam pengetahuannya tentang apa Yang mereka kerjakan.

(Surah An Nur : Ayat 30)

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)

31. Dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya Dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang lelaki,

atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki Yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak Yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa Yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Wahai orang-orang Yang beriman, supaya kamu berjaya.

(Surah An Nur : Ayat 31)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)

59. Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan Yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara Yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan Yang baik-baik) maka Dengan itu mereka tidak diganggu. dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

(Surah AL Ahzab : Ayat 59)

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (٢٦)

26. Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu, dan pakaian perhiasan; dan pakaian Yang berupa taqwa itulah Yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia) Allah (dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur).

(Surah AL A'raaf : Ayat 26)

Akhir kalam,Wahai wanita Muslimah jagailah pakaian mu dan akhlak mu supaya mudah Muslimin menjaga mata dan nafsunya.

Posted By:Shibli
Copy By:Nur Hanizah